Selalu Optimis

Hetalia: Axis Powers - Taiwan

Senin, 16 Oktober 2017

Pengaruh Model Pembelajaran TGT Berbantu Media PANPELNEL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ips Siswa Kelas III SDN 03 Kesesi Pekalongan



Pengaruh Model Pembelajaran TGT Berbantu Media PANPELNEL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ips Siswa Kelas III SDN 03 Kesesi Pekalongan
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat, dimana dia hidup (Dictionary of Education)
Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1, sebagai berikut:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diartikan bahwa pendidikan adalah usaha secara sadar yang dilakukan oleh seseorang untuk mengembangkan potensi, bakat dan ketrampilan yang mereka miliki, dengan mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran langsung didalam keelas, serta menumbuhkan keaktifan pada diri peserta didik. Selain itu pendidikan merupakan salah yang digunakan untuk dapat mengembangkan potensi dan bakat-bakat yang dimiliki oleh peserta didik agar mereka dapat berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Serta berperan prenting dalam kehidupan peserta didik guna mencapai kesuksesan dan keberhasilan dan kehidupannya kelak.
Pendidikan dapat diperoleh secara dimana saja baik secara formal maupun non formal, salah satu contoh pendidikan formal dapat diperoleh dibangku sekolah. Sekolah merupakan suatu lembaga yang dirancang untuk melakukan suatu pengajaran kepada siswa. Menurut Drs. Slameto bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan sebuah interaksi antara berbagai potensi diri siswa (fisik, non fisik, emosi dan intelektual), interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, serta lingkungan dengan konsep dan fakta, interaksi dari berbagai stimulus dengan berbagai respons terarah untuk melahirkan perubahan.
Sekolah Dasar merupakan sekolah jenjang pertama yang menjadi dasar pendidikan bagi perseta didik untuk memperoleh pengetahuan awal sebagai bekal untuk pendidikan selanjutanya. Di Sekolah Dasar, siswa diajarkan konsep-konsep dari materi pelajaran. Salah satu satu pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar adalah IPS.  Belajar IPS sangat penting karena untuk mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa.
Menurut Zuraik dalam Djahiri (1984) hakikat IPS di sekolah dasar adalah  memberikan pengetahuan dasar dan ketrampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga Negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembanjgan ketrampilan berpikir kristis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat.
Berdasarkan observasi di SDN 03 Kesesi Pekalongan khususnya pada kelas 3 pada mata pelajaran IPS materi jenis-jenis pekerjaan, pemahaman siswa tentang materi jenis-jenis pekerjaan masih abstrak belum dapat berfikir secara kongkrit dikarenakan guru dalam mengajar belum menggunakan media dan model pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil UKK IPS 2016/2017 banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal)
Alasan peneliti menggunakan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) karena siswa dapat belajar sambil bermain, selain itu agar pada saat pembelajaran anak tidak merasakan bosan melainkan menjadikan pembelajaran yang menyenangkan.
Menurut Nurulhayati (2002:25) pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibaatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem belajar yang kooperatif, siswa berkerja sama dengan anggota lainnya. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membanru sesame anggota kelompok untuk belajar. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari lima langkah tahapan, yaitu tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition)
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yaitu pelaksanaan penelitian tindakan kelas Siti Maisaroh (2011) yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sungapan Bantul,  bahwa model  pembelajaran  kooperatif  tipe  TGT  (Teams  Games  Tournament) dapat  meningkatkan  motivasi  dan  prestasi  belajar  IPS  siswa  kelas  IV  SD Negeri Sungapan Bantul tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini telah menunjukan adanya prestasi siswa kelas IV SD Negeri Sungapan terhadap pelajaran IPS dengan model  pembelajaran  kooperatif  tipe  Teams  Games  Tournament  (TGT)
Oleh sebab itu, seorang guru hendaknya mampu memahami serta menguasai mata pelajaran yang disampaikannya terlebih bila mata pelajaran itu memerlukan perhatian khusus dan kemampuan yang memadai seperti halnya mata pelajaran ips. Selain inovasi model pembelajaran serta pemahaman materi guru juga hendaknya menggunakan media konkret untuk menunjang keaktifan serta pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang di atas untuk meningkatkan hasil belajar kognitif ips siswa pada materi jenis-jenis pekerjaan kelas III SDN 03 Kesesi Pekalongan peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran TGT Berbantu Media PANPELNEL Untuk Meningkatkan Hasil Belajar ips Siswa Kelas III SDN 03 Kesesi Pekalongan”.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah model pembelajaran TGT berbantu media panpelnel dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPS pada materi jenis-jenis pekerjaan kelas III SDN 03 Kesesi Pekalongan?
C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari  penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran TGT berbantuan media Panpelnel untuk meningkatkan hasil belajar kognitif IPS materi jenis-jenis pekerjaan pada kelas III SDN 03 Kesesi Pekalongan.
D.      Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,  menambah wawasan, dan mengimplementasikan model-model pembelajaran untuk pembelajaran yang efektif dan inovatif dengan berbantuan media pembelajaran.
2.      Manfaat Praktis
a.       Manfaat bagi siswa
1)      Meningkatkan pemahaman siswa tentang jenis-jenis pekerjaan melalui pengamatan langsung
2)      Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
3)      Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa
4)      Meningkatkan kerja sama dalam suatu kelompok
b.      Manfaat bagi guru
Menambah wawasan dan ketrampilan guru dalam mengimplementasikan model pembelajaran dan media pembelajaran pada saat melaksanakan pembelajaran di kelas
c.       Manfaat bagi sekolah
1)      Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
2)      Menumbuhkan pembelajaran siswa aktif di sekolah dan pembelajaran yang menyenangkan di kelas.
d.      Maanfaat bagi peneliti
1)      Memberikan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian tentang variasi model pembelajaran berbantu media.
2)      Memberikan pengalaman dalam mengembangkan kreativitas.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Hetalia: Axis Powers - Taiwan
Diberdayakan oleh Blogger.

Rendah hati, ikhlas dan tawakal

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support